1. Munculnya Agama Hindu dan Budha
a. Agama Hindu
Sebelum Hindu
lahir, di lembah Sungai Indus (sekarang wilayah Pakistan) telah berkembang
kebudayaan yang tinggi yaitu “Kebudayaan
Mohenjo Daro dan Harappa” milik bangsa Dravida sekitar tahun 1500 SM.
Bangsa Arya melalui celah Kaiber masuk ke India, menakhlukkan dan menguasai
kota-kota di lembah Indus yang tadinya dikuasai oleh bangsa Dravida. Dalam
penyebarannya suku bangsa Arya ada yang melangsugkan pernikahan dengan
orang-orang Dravida sehingga terbentuklah masyarakat dan generasi baru yang
disebut “Bangsa Hindu”. Tradisi dan kepercayaan bangsa Hindu inilah
yang disebut agama dan kebudayaan Hindu.
Agama hindu merupakan kepercayaan yang
memuja dan menyembah banyak dewa (politheisme) dewa utamanya disebut TRIMURTI
terdiri dari Brahma (dewa pencipta), Wisnu (dewa pemelihara) dan Siwa (dewa
perusak). Kitab suci agama Hindu adalah kitab Weda, yang terdiri atas 4 bagian
:
1.
Rigweda berisi
pujian terhadap dewa
2.
Samaweda berisi
nyanyian suci
3.
Yajurweda berisi
mantra-mantra
4.
Atharwaweda berisi doa-doa untuk pengobatan
Dalam kehidupan masyarakat dikenal empat kasta yaitu : Brahmana
(terdiri para pendeta) Ksatria
(terdiri para raja, bangsawan, prajurit), Waisya
(terdiri para pengusaha, pedagang) dan Sudra
(terdiri pekerja kasar dan rakyat jelata).
b. Agama
Budha
Agama
budha diajarkan pertama kali oleh Sidharta Gautama/Budha Gautama putra raja
Sudhodana dari Kerajaan Kosala di Kapilawastu.
Pokok
ajaran agama budha adalah bahwa manusia hidup itu dalam keadaan Samsara (menderita) oleh sebab itu
setiap manusia wajib melepaskan diri dari kesengasaraan dengan cara memadamkan
berbagai nafsu. Nafsu dapat dipadamkan dengan menjalankan Astavida (delapan jalan) kebenaran.
Kitab suci agama budha adalah Tripitaka
yang terdiri dari tiga bagian : Winaya pitaka, Sutrantapitake, Abhidarmapitaka.
Dalam perkembangan agama Budha pecah menjadi 2 aliran :
1.
Budha
Mahayana
(kendaraan besar), manusia dapat mencapai nirwana dengan perantaraan
Bodhisatwa.
2.
Budha
Hinayana
(kendaraan kecil), usaha mencapai nirwana hanya dapat dilakukan oleh manusia
secara perorangan.
2.
Proses Masuk dan berkembangnya Hindu-Budha di Indonesia
Bangsa
Indonesia mempunyai letak
yang sangat strategis dalam jalur perdagangan internasional, sehingga banyak
dilalui dan disinggahi oleh pedagang-pedagang asiing terutama India dan Cina. Proses masuknya
agama dan kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia melalui kegiatan perdagangan.
Hal itu terjadi dengan ikut sertanya para pendeta yang
datang bersamaan dengan para pedagang untuk menyebarkan agama.
Para pendeta selama berada di Indonesia banyak mempunyai
murid. Murid-murid ini banyak yang berziarah ke India untuk menambah ilmunya.
Setelah dari India mereka ikut menyebarkan agama dengan bahasa mereka sendiri
sehingga mudah dimengerti dan diterima masyarakat. Faktor pendukung lain yang
mempercepat berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu adalah raja-raja di
Indonesia mendatangkan para pendeta dari India untuk memimpin upacara pemujaan
atau upacara korban. Masuknya agama Budha dibawa oleh para Bhiksu, salah
satunya adalah Bhiksu Gunawan atau Gunawarman dari Kashmir. Ada beberapa teori
yang mengatakan golongan pembawa Hindu-Budha ke Indonesia :
1. Teori Waisya (oleh N.J. Krom) pembawanya para pedagang India
2. Teori Ksatria (oleh C.C. Berg) pembawanya para ksatria India.
3. Teori Brahmana (oleh Van Leur), para Brahmana yang diundang ke Indonesia.
4. Teori Arus Balik (oleh F.D.K.Bosch) pembawanya orang-orang Indonsia yang belajar ke India.
Ada beberapa keterangan bahwa
hubungan antara India dan Indonesia sudah sejak sebelum tahun masehi antara
lain :
-
Dalam kitab Ramayana
disebut nama Jawadwipa (pulau padi)
disamakan dengan Pulau Jawa
-
Orang India menyebut Swarnadwipa (pulau emas) disamakan
dengan Pulau Sumatra.
-
Pengiriman Biksu Budha
ke Swarnadwipa atau Sumatra oleh Raja Asoka dari kerajaan Maurya di
Pataliputra.
-
Ditemukannya patung
Budha bergaya Amarawati di Sempaga
(Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Palembang)
-
Ditemukan prasasti yang terbentuk Yupa pada
awal abad ke-5 M di Kalimantan Timur.
3. Jalur Masuk Hindu-Budha ke Indonesia
a.
Jalur Laut
Para
pedagang dan pendeta menyebarkan Hindu-Budha ke
Nusantara melalui jalur darat dan
jalur laut. Mereka yang melalui jalur laut mengikuti rombongan pedagang
yang melakukan pelayaran dari Asia Selatan ke Asia Timur. Rute penyebarannya
adalah mulai dari India, Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaya, Nusantara,
Kamboja, Vietnam, China, Korea, dan Jepang. Di antara mereka ada pula yang
langsung berlayar ke Nusantara.
b. Jalur Darat
Para penyebar yang menggunakan jalur darat ada yang ikut menumpang para
kafilah melalui jalur sutera, yaitu dari India ke Tibet terus ke utara hingga
sampai di China, korea dan Jepang.
4. Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Hindu-Budha ke
Indonesia
a. Berkembangnya Pengaruh Hindu – Budha di Indonesia
Masuknya
pengaruh kebudayaan Hindu-Budha (India), menyebabkan kebudayaan Indonesia mengalami berbagai perubahan dalam aspek
kehidupan masyarakat.
1. Bidang Agama
Bangsa kita semula menganut animisme dan dinamisme, berubah menjadi
menganut agama Hindu atau Budha.
2.
Bidang Politik/Pemerintahan
Pada awalnya kepala pemerintahan yang ada di Indonesia hanya kepala suku. Dengan
masuknya pengaruh Hindu-Budha maka bangsa kita mengenal sistem pemerintahan
yang lebih teratur, dalam bentuk kerajaan dengan kepalanya seorang raja.
3. Bidang
Filsafat
Adanya pengaruh cerita Ramayana dan Mahabarata, memberi pengaruh
pada masyarakat bangsa kita, bahwa kejahatan akhirnya dapat dikalahkan oleh
kebajikan.
4. Bidang Kebudayaan/Kesenian
Seni
Arsitektur, di Indonesia banyak peninggalan-peninggalan bangunan candi, seperti
di India
Seni Sastra, dengan dikenalnya tulisan dan bahasa, membawa pengaruh
positif terhadap perkembangan sastra di Indonesia.
b. Berkembangnya Kerajaan-Kerajaan Yang Bercorak Hindu – Budha
1. Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai terletak di
Kalimantan Timur di tepi sungai Mahakam. Sumber Sejarah Kerajaan Kutai adalah
prasasti yang dipekatkan pada tiang batu sebagai peringatan upacara korban yang disebut Yupa. Ada sebanyak 7 buah
yupa berhuruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta. Dari prasasti tersebut dapat
disimpulkan :
- Kerajaan Kutai berdiri sekitar abad ke 5 M
- Kerajaan Kutai diperintah sang Maharaja
Kudungga yang mempunyai anak bernama Aswawarman.
Aswawarman mempunyai 3 orang anak yang terkenal adalah Mulawarman.
Raja Mulawarman raja yang terbesar dan
mulia. Hal ini diwujudkan dalam pemberian sedekah 1000 ekor sapi kepada para
Brahmana ditempat suci bernama Waprakeswara.
Agama yang dianut berajaan adalah Hindu-Syiwa. Raja-raja yang pernah memerintah
Kutai adalah Kudungga, Aswawarman, Mulawarman
2. Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara terletak di tepi
Sungai Citarum atau Sungai Cisadane Bogor,
Jawa Barat. Adapun sumber sejarah kerajaan
Tarumanegara adalah:
1.
Berita dari Cina
-
Catatan Fa-Hien (414 M), yang
mengatakan terdapatnya negara Ye - Po - ti
(Jawa)
-
Catatan Dinasti Tang dan Sung,
yang menyebutkan kerajaan Tolomo (Taruma) pernah mengirimkan utusan ke Cina.
2.
Prasasti yang ditemukan di Jawa
Barat (7 buah) seperti : Prasasti Citareum/Citarum, Kebon Kopi, Jambu, Pasir
Awi, Muara Cianten (semua didaerah Bogor), prasasti Tugu di Jakarta, Prasasti
Lebak di Banten Selatan. Prasasti tersebut bertuliskan huruf Pallawa dan
berbahasa sanskerta. Dari sumber sejarah tersebut dapat disimpulkan :
1. Kerajaan Taruma diperkirakan berdiri pada
abad 5 M
2.
Kerajaan Taruma diperintah Raja
Purnawarman
3. Agama yang dianut kerajaan yaitu Hindu
Pemuja Wisnu
4. Raja Purnawarman seorang Raja yang gagah
dan berani dalam perang, juga memperhatikan kehidupan rakyat yang ditunjukkan
dalam Prasasti Tugu yaitu melakukan penggalian saluran Gomati pada sungai
Candrabaga ± 11 Km selesai dalam waktu 21 hari. Tujuannya untuk mengairi sawah
dan menahan bahaya banjir. Setelah selesai diadakan selamatan memberi korban
1000 sapi kepada Brahmana.
3. Kerajaan Holing / Kalingga
a.
Diperkirakan terletak di Jawa Tengah sebelah
utara Gunung Muria
b. Sumber Sejarah
-
Catatan Cina, bahwa pada abad 7
M di Jawa Tengah telah berdiri kerajaan Holing atau Kaling (Kalingga), pernah
mengirimkan utusan ke Cina.
-
Catatan I-Tsing (664) disebut
pendeta Cina Hwi-Ning (Hui-Ning) mengunjungi kerajaan Holing dan berusaha
menterjemahkan kitab Budha Hinayama yang dibantu oleh pendeta bernama
Jnanabadra (berarti sebagian masyarakat telah beragama budha).
c.
Raja yang memerintahkan adalah
Raja Putri “Ratu Sima”, yang bijaksana, adil dan keras, beragama Hindu-Syiwa.
4. Kerajaan Kanjuruhan
a. Kerajaan kanjuruhan diperkirakan terletak
di Kanjuruhan, Malang Jawa Timur.
b.
Sumber Sejarah
-
Prasasti Dinoyo yang berangka
tahun 760 dengan menggunakan tulisan Jawa Kuno dan berbahasa sanskerta.
Prasasti Dinoyo menyebutkan bahwa raja yang pertama bernama Dewasiwuka,
putranya bernama Liswa, setelah dilantik menjadi raja bernama gajayana.
-
Gajayana memuja sang Agastya
(Dewa Siwa), dengan membuat Candi Badut.
5. Kerajaan
Mataram Lama
Kerajaan Mataram lama pada umumnya dikuasai oleh
dua dinasti (keluarga) yaitu keluarga Sanjaya dan Syailendra.
a. Keluarga Sanjaya (di Jawa Tengah Utara)
beragama Hindu
b. Keluarga Syailendra (di Jawa Tengah
Selatan) beragama Budha
Tetapi dua keluarga ini dapat bersatu ditandai
dengan perkawinan antara Rakai Pikatan (Sanjaya) dengan Pramodhawardani
(Syailendra).
5.1.
Kerajaan Mataram (Dinasti
Sanjaya)
a.
Kerajaan Mataram terletak di Jawa Tengah,
dikelilingi gunung (Serayu, Prau, Sindoro, Sumbing, Ungaran, Merbabu, Sewu) dan
daerahnya dialiri sungai (Bogowonto, Progo, Elo, Bengawan Solo)
b.
Sumber Sejarah
dapat diketahui dari Prasasti Canggal (732 M), Prasasti
Belitung/Mantyasih (907 M), Prasasti Agapura.
c. Raja-raja yang memerintah, berdasarkan
prasati Balitung :
1.
Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya
2.
Sri Maharaja Rakai Panangkaran
3.
Sri Maharaja Rakai Panunggalan
4.
Sri Maharaja Rakai Warak
5.
Sri Maharaja Rakai Garung
6.
Sri Maharaja Rakai Pikatan
7.
Sri Maharaja Rakai Kayuwangi
8.
Sri Maharaja Rakai Watukumalang
9. Sri Maharaja Rakai Watukura Diah Balitung
d. Berakhirnya Kerajaan Mataram Lama (Jawa
Tengah)
Pengganti Raja Balitung , berturut-turut
adalah Daksa, Tulodong dan Wawa (Wawa Raja terakhir Dinasti Sanjaya). Oleh Empu Sendok (menantu Wawa) pusat pemerintahan dipindak ke Jawa
Timur, dengan alasan :
1.
Keadaan Jawa Tengah kurang
menguntungkan karena tidak memiliki pelabuhan yang baik.
2. Sering terjadi bencana alam terutama
meletusnya Gunung Merapi.
3. Terancam oleh kerajaan Sri Wijaya.
e.
Perkembangan politik kerajaan
Mataram Lama
Kerajaan Mataran didirikan oleh Sanjaya,
selanjutnya mengalami perkembangan pesat. Pada pemerintahan Rakai Pikatan,
Mataram menjadi penguasa tunggal atas wilayah Jawa Tengah, dan mencapai masa
kejayaan sewaktu raja Diak Balitung. Adapun faktor yang
mendukung pertumbuhan menjadi besar yaitu :
1.
Wilayah terletak di daerah
subur
2.
Raja-rajanya cakap dan
bijaksana
3. Ada hubungan harmonis antara raja dengan
kaum Brahmana/para pendeta.
4. Adanya toleransi antara umat Hindu dan
Budha sehingga terjalin kerukunan hidup yang baik.
5. Raja-raja Mataram mampu menjalin hubungan
diplomasi yang baik dengan negara kerajaan disekitarnya (Sri wijaya, Siam,
India, Cina).
f. Peninggalan budaya berupa candi bercorak
Hindu seperti : Candi Komplek Diang, Candi Gedong Songo, Prambanan, Sambisari dan
Boko.
5.2.
Kerajaan Mataram (Dinasti
Syailendra)
a.
Diperkirakan antara daerah
Bagelen dan Yogyakarta pada pemerintahan
Balaputradewa pusatnya di gunung selatan (berdasar bukti peninggalan istana
Ratu Boko).
b.
Sumber sejarah berupa prasasti
: kalasan (776 M) Klurak (782 M) didaerah Prambanan, Prasasti karang Tengah
(824 M), Ratu Boko (856 M), Nalanda (860 M).
c.
Raja-raja yang memerintah,
berdasarkan prasasti raja Syailendra berturut-turut : Bhanu Wisnu, Indra,
Samarathangga, Balaputradewa.
d. Kehidupan politik, kerajaan Syailendra
mencapai kejayaan pada masa Samarathungga. Tetapi setelah Pramodhawardani,
kerajaan digabung dengan Mataram Sanjaya (melalui politik perkawinan).
e. Peninggalan budaya berupa candi bercorak
budha seperti : Mendhut, Pawon, Borobudur, Sari dan Sewu.
6. Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya berdiri abad 7, ibukotanya
mengalami beberapa kali perpindahan dari Muara Takus, ke Jambi dan akhirnya ke
Palembang. wilayah kerajaan Sri Wijaya sangat luas yaitu meliputi beberapa
daerah di wilayah nusantara. maka Sri Wijaya merupakan “Negara Nasional yang
Pertama”. puncak kejayaannya terjadi pada abad 9 yaitu pada masa pemerintahan
raja Bala Putra Dewa dari dinasti Syailendra (Mataram Kuno).
a. Sumber Sejarahnya
1.
Berupa Prasasti :
-
Prasasti
Kedukan Bukit, Talang Tuo, Kedukan Batu terdapat di Palembang
-
Prasasti
Kota Kapur terdapat di Pulau Bangka
-
Prasasti Karang Birahi terdapat
di Jambi
Prasasti tersebut ditulis dengan
huruf Pallwa berbahasa Melayu Kuno.
-
Prasasti
Palas Pasemah (Lampung Selatan)
-
Prasasti Ligor (Semenanjung
Malaka)
-
Prasasti Nalanda (India)
2.
Berita Cina : musafir Cina yang bernama I-Tsing pernah singgah di Sri
Wijaya, selama enam (6) bulan dalam perjalanan dari Kanton (Cina) menuju India.
dan sekembalinya dari India
ia singgah di Sri Wijaya selama 4 tahun.
b. Peranan Sriwijaya
1.
Di bidang Politik,
keberhasilannya memperluas wilayah hingga ke pulai lain, maka Sriwijaya
mendapat julukan sebagai negara nasional pertama di Indonesia
2.
Di bidang Ekonomi perdagangan,
dilihat dari jalur pelayaran India-Cina atau sebaliknya maka kedudukan
Sriwijaya amat strategis, dimana kapal-kapal dagang yang akan atau dari Cina ke
Indonesia tentu lewat dan singgah di Sriwijaya, sehingga menjadi pusat
perdagangan.
3.
Di bidang Agama, Sriwijaya
tampil sebagai pusat agama Budha di Asia Tenggara. Di pusat kerajaan terdapat
terdapat perguruan tinggi agama budha dan ilmu bahasa sanskerta. Banyak Biksu
Sriwijaya yang terkenal, seperti : Amogawajra, Salayakirti, Dharmakirti, dan
Dharmapaka.
4.
Di bidang Maritim, untuk
menjaga wilayah yang luas dan demi keamanan perdagangan laut, maka Sriwijaya
memiliki angkatan laut yang kuat. Sriwijaya mampu menguasai lautan nusantara
dan dapat melindungi perdagangan, sehingga disebut sebagai negara “Maritim”.
c. Raja-raja yang pernah memerintah Sriwijaya
-
Dapunta Hyang, sebagai pendiri
-
Bala
Putra Dewa (Dinasti Syailendra), kerajaan mencapai kejayaan.
-
Sanggrama Tungga
Wijayatunggawarman
Guru
besar agama Budha Sriwijaya yang terkenal : Dharmapala dan Sakyarti
d.
Peninggalan
Prasasti-prasasti yang berbahasa Melayu Kuno, area Budha di bukit
Siguntang Palembang, Candi Muara Takus di Riau.
e.
Berakhirnya kerajaan Sriwijaya
:
- Diserang
oleh Raja Rajendra Cola dari kerajaan Colamandala (India) tahun 1025.
- Diserang
raja Kertanegara dari Singosari, yang terkenal dengan nama Ekspedisi Pamalayu
tahun 1275
- Serangan angkatan laut Mojopahit tahun 1377
7. Kerajaan Medang Kamulan/ Mataram – Jawa
Timur
a.
Kerajaan Medang terletak di
Tambelang-Jombang kemudian di pindahkan ke Watu Galuh di antara gunug Semeru
dan gunung Wilis Jawa Timur.
Pendiri kerajaan Medang : Empu Sendok dengan Wangsa Isyana
b.
Sumber Sejarah
Kerajaan Medang dapat diketahui dari keberadaan prasasti yang dibuat
Empu Sendok, seperti : prasasti Pucangan, Anjuk Landang, dan prasasti Calcuta.
c.
Pemerintahan Wangsa Isyana
ð Empu Sendok (929-948)
Pada masa Empu Sendok berhasil ditulis buku suci agama Budha : Sang
Hyang Kamanikan
ð Dharmawangsa (991-1016)
Pada masa pemerintahannya terjadi peristiwa Pralaya (gugurnya
Dharmawangsa dan keluarga karena diserang kerajaan Wora Wari dari Jawa)
ð Airlangga (1019-1049)
Pada masa Airlangga dibangun Bendungan Waringin Supta dan Muncul
kitab Arjuna Wiwaha gubahan Empu Kanwa. Pada tahun 1041 kerajaan dibagi menjadi
dua yaitu :
-
Panjalu atau Kediri dengan Ibu Kota Daha
-
Jenggala denagan Ibu kota Kahuripan
8. Kerajaan Bali
Kerajaan
Bali merupakan kerajaan Hindu yang dipimpin oleh Wangsa Warmadewa. Raja-raja
terkenal dari wangsa Warmadewa adalah : Sri Candra Bhayasingka Warmadewa,
Udayana, Anak Wungsu, (1049-1077). Sedangkan raja-raja sesudah wangsa Warmadewa
adalah : Sri Jayasakti, dan Jayapangus.
9. Kerajaan Kediri
Dalam perang saudara anatara
Jenggala dan Kediri, akhirnya peranag dimenangkan oleh Kediri dan kerajaan
dapat dipersatukan kembali. Wilayah kerajaan Kediri awalnya meliputi Kediri,
Madiun, dan bagian Medang Kamulan, Ibu Kota di Daha.
a. Sumber Sejarah
1)
Prasasti : P. Sirah Keting,
Prasasti di Tulungagung dan Kertosonso, P. Ngantang, P. Jaring, P. Kamulan.
2) Berita Cina, berasal dari Kroink Chu Fan
Chi yang dikarang oleh Ju Kua.
b. Raja-raja yang memeritah Kediri
Jayawarsa (1104-1116) selanjutnya digantikan berturut-turut
Bameswara (1117-1135), Jayabhaya (1135-1157), Sarweswara (1159-1161), Aryeswara
(1169-1181), Gandra (1181) Kamesrawa (1182-1185), Kertajaya (1190-1222) Kediri
mencapai kejayaan pada masa Raja Jayabhaya.
c. Berakhirnya kerajaan Kediri
Pada tahun 1222 Raja Kertajaya diserang oleh Ken
Arok dari Tumapel dalam peristiwa Ganter. Sejak
peristiwa ini maka tamatlah kerajaan Kediri.
d.
Peninggalan budaya yang nampak adalah di bidang
sastra
1.
Krisnayana, zaman raja
jayawarsa
2. Bharatayudha, oleh Empu Sidah dan Panuluh
zaman raja Jayabaya
3. Arjuna Wiwaha, oleh Empu Kanwa zaman raja
Jayabaya
4. Hariwangsa, oleh Empu Panuluh (Jayabaya)
5. Smaradahana, oleh Empu Dharmaja
(Kameswara)
6. Writtasancaya dan Lubdaka, oleh Empu
Tanakung
10. Kerajaan Singosari
Kerajaan Singosari terletak di sebelah utara Malang Jawa Timur dibangun
oleh Ken Arok setelah dapat mengalahkan kertajaya dari Kediri tahun 1222 M.
a. Sumber Sejarahnya
1)
Kitab Pararaton, Kitab
Negarakertayama
2) Prasasti Balawi, Maribong, Kusmala, dan
Mula Malarung.
3) Berita Cina, yang menyatakan Kaisar
Kubilai Khan pernah mengirim pasukan untuk menklukkan Singosari
b. Raja Singosari setelah Ken Arok (Sri Rajasa)
berturut-turut adalah: Anusopati,
Tohjoyo, Wisnu Wardhana/ Ranggawuni, Kertanegara (raja terbesar dan
sekaligus raja terakhir Singosari)
c. Kehancuran Singosari, akibat serangan raja
Jayakatwang (Kediri)
Kehidupan budaya, seni arsitektur
berkembang. Peninggalan berupa candi seperti: Candi Kidal, Candi Jago, Candi
Singosari, Arca Dewi Prajnaparamita (perwujudan Ken Dedes) arca Joko Dolok
(Perwujudan Kertanegara). Kitab Pararaton: menceritakan riwayat raja-raja
Singosari, Negara Kertagama: memuat silsilah raja Mojopahit yang berhubungan
dengan raja “Singosari”.
11. Kerajaan Majapahit
1. Lokasi pusat kerajaan Mojopahit
diperkirakan terdapat di Trowulan mojokerto Jawa Timur
2.
Berdirinya kerajaan Mojopahit
Pada tahun 1292 Jayakatwang Raja Kediri
menyerang Singosari dan raja Kertanegara terbunuh. Raden Wijaya menantu
Kertanegara melarikan diri ke Madura. Oleh Adipati Madura raden Wijaya
disarankan menyerahkan diri dan mengabdi kepada Raja Jayakatwang.
Sementara itu datanglah pasukan Cina yakni tentara
Kubilai Khan untuk menyerang Raja Kertanegara. Namun mereka tidak tahu kalau
raja Kertanegara sudah wafat. Kesempatan itu dimanfaatkan oleh Raden Wijaya
untuk merebut kekuasaan dari tangan Jayakatwang. Raden Wijaya bergabung dengan
pasukan Cina, akibatnya Kediri dapat dihancurkan. Pasukan Cina yang akan
kembali ke pelabuhan diserang secara mendadak oleh Raden Wijaya sehingga
pasukan cina cerai berai dan meninggalkan Jawa Timur.
Pada tahun 1293 Raden Wijaya
dinobatkan menjadi Raja Mojopahit dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana. Si
masa pemerintahannya keadaan Majapahit aman dan tentram. Untuk memperkuat
kedudukannya Raden Wijaya memperistri keempat putri Kertanegara. Pada tahun
1309 Raden Wijaya wafat, jenasahnya dimakamkan di dimping atau candi sumberjati
dekat Blitar. Kemudian diganti putranya yaitu Kalagemet atau Jayanegara.
Pada masa pemerintahan
Jayanegara, Mojopahit sering terjadi pemberontakan, antara lain: pemberontakan
Ronggolawe (1309), pemberontakan Sora (1311), pemberontakan Numbi (1316),
pemberontakan Semi (1316) danpemberontakan Kuti (1319). Namun semua
pemberontakan ini dapat dipadamkan oleh Gajah Mada. Pada tahun 1328 Jayanegara
wafat diganti oleh Tribuana Tunggal Dewi.
Pada masa pemerintahan Tribuana Tunggal Dewi di
Mojopahit terjadi pemberontakan Sadeng (1331) pemberontakan tersebut juga
berhasil dipadamkan Gajah Mada. Karena jasanya, Gajah Mada mengucapkan sumpah
PALAPA yang artinya “saya tidak akan makan palapa sebelum Nusantara bersatu di
bawah Mojopahit”. Gagasan Gajah Mada mulai dilaksanakan , tahun 1343 Bali dapat
ditundukkan, berikutnya kerajaan-kerajaan Melayu berhasil dikuasai (Kalimantan,
Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, Papua, Sumatra) juga dikuasai.
Pada tahun 1350 Tribuana
Tunggal Dewi wafat digantikan putranya Hayam Wuruk. Pada masa pemerintahan
Hayam Wuruk dan patih Gajah Mada cita-cita menyatukan seluruh Nusantara dapat
terlaksana. Wilayah Mojopahit meliputi seluruh Nusantara dan di luar wilayah
Nusantara sehingga dinamakan “Negara Nasional Indonesia yang kedua”
3.
Hubungan
Mojopahit dengan negara tetangga sangat baik. Persahabatan
tersebut dianamakan Mitrakasatata
artinya kerjasama dalam perdagangan.
4.
Berakhirnya kerajaan Mojopahit
disebabkan:
a.
Tidak ada pengganti cakap
seperti Hayam Wuruk dan Gajah Mada
b.
Terjadinya perang Paregreng
c.
Terdesak oleh masuknya Islam
dan berdirinya kerajaan Islam
d.
PerdaganganMojopahit mundur sebab terdesak
Malaka
Peristiwa runtuhnya Mojopahit ini ditandai
dalam Candrasengkala sirna-ilang-kertaning-bhumi (1400 saka/ 1478 M)
5.
Hasil Seni budaya yang berupa
bangunan candi antara lain: candi penatran (Blitar), Pori (Porong) Sumentar dan Sumberjati
(Blitar), candi Tikus (Trowulan, Mojokerto)
Hasil seni sastra yang terkenal
a. Kitab negara kertagama (empu Prapanca)
berisi tentang kisah kerajaan Majapahit.
b. Kitab Sutasoma atau Puru sada Santa (Empu
Tantular). Dari kitab inilah kalimat pada kakilambang negara kita diambil,
yaitu “Bhineka Tunggal Ika TanHana Dharma mangrwa”
c. Kitab Arjunawiwaha ( karya Empu Tantular)
Comments
Post a Comment